MAJENE — Upaya Pemerintah Kabupaten Majene dalam memperkuat mutu pendidikan kembali mendapat perhatian publik. Melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk rehabilitasi kantor dan ruang guru SMP Negeri 2 Majene di Kecamatan Banggae Timur.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Pemkab Majene dalam mendukung peningkatan kenyamanan kerja tenaga pendidik serta kualitas tata kelola pendidikan di daerah.
SMP Negeri 2 Majene merupakan salah satu sekolah menengah pertama negeri tertua di Kabupaten Majene. Berdiri sejak tahun 1960, sekolah ini beralamat di Jalan Andi Pangeran Petarani No. 7, Kelurahan Labuang, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Dengan NPSN 40601306 dan luas lahan mencapai 4.020 meter persegi, SMPN 2 Majene telah lama menjadi pusat pendidikan unggulan di jantung kota Majene.
Tak hanya dikenal karena sejarah panjangnya, SMPN 2 Majene juga memiliki akreditasi “A” yang diraih berdasarkan penilaian Badan Akreditasi Nasional pada 31 Desember 2015. Predikat ini mencerminkan kualitas pendidikan, profesionalitas tenaga pendidik, serta dukungan infrastruktur yang memadai untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar yang efektif.
Namun, seiring waktu, sejumlah fasilitas di sekolah ini mulai mengalami kerusakan, khususnya pada area kantor dan ruang guru, yang menjadi pusat administrasi dan koordinasi kegiatan pembelajaran. Melihat kondisi tersebut, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Majene mengambil langkah cepat dengan mengalokasikan dana rehabilitasi.
Melalui Program Pengelolaan Pendidikan, kegiatan ini masuk dalam sub-kegiatan Pembangunan Ruang Guru, Kepala Sekolah, dan Tata Usaha, dengan pagu dan HPS sebesar Rp 62.965.170 (Enam Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Lima Ribu Seratus Tujuh Puluh Rupiah). Dana tersebut digunakan untuk memperbaiki serta mempercantik ruang guru dan kantor agar lebih layak, fungsional, dan nyaman digunakan.
Ruang lingkup pekerjaan mencakup sepuluh komponen penting, yakni pekerjaan persiapan, alat pelindung diri, beton bertulang, kusen pintu dan jendela, pekerjaan plafon dan lantai, instalasi listrik (electrical), sanitasi, kanopi tangga, pengecatan, serta finising akhir. Setiap tahap diatur secara rinci agar hasil rehabilitasi memiliki kualitas tinggi serta tahan lama.
Kepala SMPN 2 Majene menyambut baik proyek rehabilitasi ini. Ia menilai, keberadaan ruang guru yang nyaman dan representatif akan berdampak langsung terhadap semangat kerja para tenaga pendidik. “Guru adalah penggerak utama pendidikan. Ketika mereka bekerja di lingkungan yang layak, tentu kualitas pelayanan terhadap siswa juga meningkat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap agar proyek ini tidak hanya sekadar perbaikan fisik, tetapi juga menjadi simbol perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan tenaga pendidik di Majene. “Kami berharap setelah rehabilitasi selesai, ruang guru ini bisa menjadi pusat kreativitas dan kolaborasi bagi para pengajar untuk terus berinovasi dalam proses belajar-mengajar,” tambahnya.
Langkah rehabilitasi ini juga sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menegaskan pentingnya penyediaan sarana dan prasarana pendidikan untuk menjamin proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Selain itu, hal ini turut mengacu pada Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama, yang mengatur kelayakan fasilitas pendidikan termasuk ruang guru dan kantor administrasi.
Pemerintah Kabupaten Majene juga menegaskan bahwa seluruh proses pelaksanaan proyek dilakukan secara transparan dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Mekanisme pengawasan dilakukan secara berlapis oleh pihak internal Dinas Pendidikan, aparat pengawas internal pemerintah (APIP), serta masyarakat.
Menurut salah satu pengawas pendidikan Majene, rehabilitasi kantor dan ruang guru ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat “ekosistem pendidikan” di Majene. “Selama ini, pembangunan sering berfokus pada ruang kelas. Padahal, ruang guru adalah jantung manajemen sekolah. Dengan memperbaikinya, kita memperbaiki koordinasi, pelayanan, dan kualitas pembelajaran,” katanya.
Selain itu, proyek ini juga mendukung visi Majene sebagai “Kota Pendidikan” di Provinsi Sulawesi Barat. Dengan fasilitas yang semakin baik, guru dapat bekerja lebih produktif, melakukan inovasi pembelajaran berbasis teknologi, serta memberikan pelayanan yang lebih optimal bagi peserta didik.
Masyarakat sekitar sekolah pun menyambut positif langkah pemerintah ini. Mereka menilai, pembangunan dan rehabilitasi di SMPN 2 Majene bukan hanya memberikan manfaat bagi guru dan siswa, tetapi juga memperindah lingkungan sekitar dan memperkuat citra Majene sebagai pusat pendidikan di Sulawesi Barat.
Dengan pelaksanaan rehabilitasi ruang guru ini, SMP Negeri 2 Majene diharapkan semakin siap menjadi sekolah unggulan yang tidak hanya berprestasi di bidang akademik, tetapi juga dalam hal tata kelola dan lingkungan belajar yang profesional. Pemerintah Majene kembali membuktikan bahwa investasi terbaik daerah adalah investasi di bidang pendidikan.












