MAJENE – Rasa syukur dan kebahagiaan menyelimuti lingkungan SD Negeri 37 Peledoang, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene. Pihak sekolah bersama warga sekitar memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Majene melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) atas rampungnya proyek rehabilitasi sedang/berat Rumah Guru SDN 37 Peledoang.
Program ini menjadi wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan tenaga pendidik di daerah pesisir yang selama ini menghadapi berbagai keterbatasan fasilitas. Proyek tersebut dilaksanakan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025 dengan nilai pagu paket sebesar Rp 71.981.910,00 (Tujuh Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Satu Ribu Sembilan Ratus Sepuluh Rupiah).
Kepala SDN 37 Peledoang, tak kuasa menyembunyikan rasa terharunya saat melihat kondisi rumah guru yang kini tampak lebih layak huni. Menurutnya, rumah guru tersebut sebelumnya dalam kondisi memprihatinkan dan sangat membutuhkan perbaikan agar bisa kembali berfungsi dengan baik.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Majene, khususnya Dinas Pendidikan, atas perhatian besar yang diberikan. Rumah guru ini bukan hanya tempat tinggal, tapi juga bagian penting dari semangat pengabdian kami di pelosok,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca, Senin (13/10/2025).
Adapun uraian pekerjaan rehabilitasi meliputi pekerjaan umum, pekerjaan lapangan (site work), pekerjaan penutup atap, pekerjaan langit-langit (plafon), pekerjaan dinding dan keramik, serta pengecatan. Semua tahapan dilaksanakan secara hati-hati dengan tetap memperhatikan kualitas material dan ketepatan waktu pengerjaan.
Proses rehabilitasi ini berlangsung dengan pengawasan langsung dari pihak pelaksana kegiatan di lingkungan Disdikpora Majene untuk memastikan hasil pekerjaan sesuai dengan standar yang berlaku. Meski dilakukan dengan nilai anggaran yang relatif terbatas, hasilnya dinilai sangat memuaskan dan mampu memberikan dampak nyata bagi kenyamanan guru yang menempati rumah tersebut.
Warga sekitar sekolah juga menyambut baik perbaikan rumah guru itu. Salah seorang tokoh masyarakat, Abdul Malik, mengaku bangga karena pemerintah daerah tidak hanya memprioritaskan pembangunan ruang belajar siswa, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan tenaga pendidik.
“Guru-guru di sini luar biasa pengabdiannya. Mereka datang jauh-jauh untuk mengajar anak-anak kami di Peledoang. Sudah sepantasnya mereka mendapatkan tempat tinggal yang layak,” tuturnya.
Rehabilitasi rumah guru di SDN 37 Peledoang dianggap sangat penting karena selama ini beberapa guru harus tinggal menumpang di rumah warga akibat kondisi bangunan lama yang rusak parah. Dengan selesainya perbaikan ini, mereka kini memiliki tempat tinggal yang aman, nyaman, dan representatif.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdikpora Majene menjelaskan bahwa rehabilitasi rumah guru merupakan bagian dari program strategis pemerintah daerah untuk mendukung peningkatan mutu layanan pendidikan. Fasilitas tempat tinggal yang memadai bagi guru diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kinerja mereka dalam mendidik generasi muda.
“Kesejahteraan guru tidak hanya soal gaji, tapi juga kenyamanan dalam bertugas. Rumah guru yang layak menjadi salah satu bentuk dukungan moral dan fisik agar mereka betah mengajar di daerah terpencil,” ujar salah satu pejabat teknis Disdikpora.
Selain manfaat langsung bagi tenaga pendidik, pelaksanaan proyek ini juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Beberapa warga dilibatkan dalam pekerjaan fisik, seperti pengecatan, pemasangan keramik, dan perbaikan atap. Dengan demikian, kegiatan tersebut turut membuka peluang kerja sementara dan menggerakkan ekonomi lokal.
Pihak sekolah menilai bahwa perhatian pemerintah melalui program rehabilitasi seperti ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan bentuk penghargaan terhadap dedikasi guru yang bertugas di daerah dengan akses terbatas.
“Kami merasa dihargai. Sekarang kami bisa tinggal dengan tenang, dan fokus memberikan yang terbaik bagi anak-anak. Ini adalah bentuk motivasi luar biasa bagi kami,” tambahnya.
Masyarakat Peledoang juga menilai proyek ini sebagai bukti bahwa pemerintah tidak membeda-bedakan wilayah dalam pembangunan. Meski berada jauh dari pusat kota Majene, perhatian terhadap fasilitas pendidikan di wilayah mereka tetap diberikan secara proporsional.
Dengan kondisi rumah guru yang kini lebih kokoh dan nyaman, para pendidik di SDN 37 Peledoang berharap dapat bekerja dengan lebih produktif dan menghadirkan suasana belajar yang lebih baik bagi siswa-siswanya. Mereka juga berkomitmen untuk menjaga dan merawat bangunan tersebut agar dapat digunakan dalam jangka waktu lama.
Program rehabilitasi seperti ini sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Majene, yakni “Majene Unggul, Mandiri, dan Religius”, yang menempatkan sektor pendidikan sebagai pilar utama dalam pembangunan manusia. Dengan memperhatikan fasilitas guru dan sekolah, diharapkan tercipta pemerataan mutu pendidikan di seluruh wilayah Majene.
Kini, rumah guru SDN 37 Peledoang berdiri dan menjadi simbol perhatian pemerintah terhadap tenaga pendidik yang menjadi ujung tombak kemajuan bangsa. Bagi warga sekitar, keberadaan rumah guru yang baru ini bukan hanya memperindah lingkungan sekolah, tetapi juga menjadi pengingat bahwa pendidikan di daerah pesisir tetap mendapat tempat di hati pemerintah daerah.
“Ini bukti nyata bahwa pemerintah tidak menutup mata terhadap kebutuhan guru di pelosok. Semoga perhatian seperti ini terus berlanjut,” ujar Abdul Malik menutup dengan penuh harapan.