MAJENE — Pemerintah Kabupaten Majene terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu sarana dan prasarana pendidikan dasar. Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah pelaksanaan penataan halaman SD Negeri 40 Pappota, yang berlokasi di Jl. Abusalam Pappota, Kelurahan Labuang, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Proyek ini menjadi bagian dari upaya menciptakan lingkungan sekolah yang lebih asri, aman, dan nyaman bagi siswa serta tenaga pendidik.
SD Negeri 40 Pappota merupakan salah satu sekolah tertua di Majene. Berdiri sejak tahun 1910 berdasarkan Surat Keputusan Pendirian Nomor 137/106.19.1/LK/2002, sekolah ini telah melahirkan banyak generasi penerus bangsa. Dengan luas lahan mencapai 2.250 meter persegi, SDN 40 Pappota memiliki ruang yang cukup luas untuk kegiatan belajar, bermain, dan pengembangan karakter siswa.
Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki sejarah panjang, SDN 40 Pappota telah menunjukkan kiprahnya dalam dunia pendidikan. Sekolah ini berstatus akreditasi “B” sesuai dengan Surat Keputusan Akreditasi tertanggal 31 Desember 2017, yang menandakan bahwa kualitas pengajaran dan tata kelola sekolah berada pada kategori baik.
Selain itu, SDN 40 Pappota telah dilengkapi dengan akses internet dan listrik dari PLN, yang memungkinkan pelaksanaan pembelajaran berbasis digital secara bertahap. Dengan sistem belajar enam hari seminggu di pagi hari, sekolah ini terus berupaya memberikan pengalaman belajar yang kondusif bagi para siswa.
Dalam upaya memperindah dan memperbaiki fasilitas pendukung, pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Majene mengalokasikan dana sebesar Rp 67.229.833 (Enam Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Dua Puluh Sembilan Ribu Delapan Ratus Tiga Puluh Tiga Rupiah) untuk kegiatan Penataan Halaman SDN 40 Pappota. Nilai pagu tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperhatikan detail kebutuhan fisik sekolah.
Kegiatan ini dilaksanakan di bawah Program Pengelolaan Pendidikan, dengan sub-kegiatan Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Utilitas Sekolah. Ruang lingkup pekerjaan meliputi beberapa tahapan teknis, antara lain pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan beton pengunci, dan pekerjaan paving block. Setiap tahapan diatur secara terencana untuk memastikan kualitas hasil yang kuat, tahan lama, dan estetis.
Menurut Kepala SDN 40 Pappota, penataan halaman sekolah menjadi kebutuhan mendesak karena kondisi halaman sebelumnya sudah mulai rusak dan becek saat musim hujan. “Anak-anak sering kesulitan bermain dan beraktivitas di luar kelas ketika hujan turun. Dengan adanya penataan ini, kami berharap halaman sekolah bisa menjadi ruang yang multifungsi — tempat belajar, bermain, dan kegiatan ekstrakurikuler,” ujarnya, Senin 27 Oktober 2025.
Selain memperbaiki estetika, penataan halaman juga diharapkan dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi para siswa. Permukaan halaman yang dirapikan dan dipasangi paving block akan meminimalisir risiko terpeleset atau cedera saat siswa beraktivitas. Lebih jauh lagi, lingkungan sekolah yang tertata rapi dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap kebersihan dan disiplin sejak dini.
Langkah ini juga sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menegaskan bahwa setiap peserta didik berhak atas lingkungan belajar yang aman, bersih, dan sehat. Selain itu, kegiatan penataan halaman juga sesuai dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar, yang mengatur pentingnya penyediaan area terbuka dan ruang aktivitas siswa di lingkungan sekolah.
Pemerintah Kabupaten Majene menegaskan bahwa seluruh proses pelaksanaan proyek dilakukan secara transparan dan akuntabel, mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pengawasan dilakukan secara ketat untuk menjamin kualitas pekerjaan serta mencegah adanya penyimpangan dalam penggunaan anggaran.
Masyarakat sekitar sekolah juga menyambut baik proyek ini. Beberapa warga menilai, penataan halaman sekolah akan membawa dampak positif tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi lingkungan sekitar. “Sekolah ini kan jadi pusat kegiatan anak-anak di kampung. Kalau halamannya tertata rapi, lingkungan sekitar juga terlihat lebih indah dan tertib,” ujar Naim salah seorang tokoh masyarakat Labuang.
Penataan halaman SDN 40 Pappota juga memiliki nilai simbolis. Ia bukan sekadar proyek fisik, tetapi bagian dari gerakan membangun budaya sekolah yang sehat dan hijau. Pemerintah Majene berharap proyek ini dapat mendorong sekolah-sekolah lain untuk memperhatikan aspek estetika dan kebersihan lingkungan belajar, sebagai bagian dari pendidikan karakter bagi siswa.
Dengan penataan halaman ini, SDN 40 Pappota diharapkan semakin siap menjadi sekolah yang nyaman, aman, dan inspiratif bagi seluruh warga sekolah. Lingkungan yang asri dan tertata bukan hanya mempercantik tampilan, tetapi juga memperkuat semangat belajar para siswa. Karena pendidikan yang bermutu tidak hanya lahir dari ruang kelas yang baik, tetapi juga dari lingkungan sekolah yang mendidik dan menyenangkan.












