MAJENE – Pemerintah Kabupaten Majene terus memperkuat komitmennya terhadap peningkatan mutu pendidikan dasar melalui pembangunan sarana dan prasarana sekolah. Salah satu wujud nyata langkah tersebut adalah pelaksanaan Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Perpustakaan SDN 49 Passanggarahan, yang berlokasi di Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene.
Program ini merupakan bagian dari Program Pengelolaan Pendidikan di bawah kegiatan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar, dengan sub kegiatan Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Perpustakaan. Berdasarkan dokumen rencana kegiatan, pekerjaan ini memiliki pagu dan HPS sebesar Rp 58.495.086 (lima puluh delapan juta empat ratus sembilan puluh lima ribu delapan puluh enam rupiah). Anggaran tersebut bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2025 melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majene.
Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk memperbaiki dan memperkuat kondisi bangunan perpustakaan sekolah yang selama ini dinilai sudah tidak layak lagi menampung aktivitas literasi siswa. Fasilitas yang rusak seperti atap bocor, dinding retak, dan pencahayaan yang minim, membuat kegiatan membaca dan belajar siswa kurang optimal.
Dalam pelaksanaannya, proyek rehabilitasi ini mencakup tujuh lingkup pekerjaan utama, yakni, pekerjaan persiapan, pekerjaan ragar dan teralis pengaman, pekerjaan atap atau kap, pekerjaan lantai dan keramik, pekerjaan drainase, pengecatan, serta pekerjaan pengadaan. Setiap tahap pelaksanaan disusun sesuai standar konstruksi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majene, dalam keterangannya menyebutkan bahwa pembangunan dan rehabilitasi ruang perpustakaan merupakan bagian dari strategi peningkatan gerakan literasi sekolah (GLS). “Perpustakaan bukan hanya tempat buku, tapi pusat pembelajaran dan pengembangan karakter. Kami ingin setiap anak Majene punya akses membaca yang layak,” ujarnya, Senin 27 Oktober 2025.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa setiap pelaksanaan kegiatan fisik pendidikan tetap mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, serta Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, agar kualitas dan transparansi pembangunan dapat terjamin.
Selain menjadi sarana belajar, keberadaan perpustakaan sekolah juga dinilai penting dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka, yang menekankan pembelajaran berbasis literasi dan kreativitas siswa. Dengan fasilitas yang layak, diharapkan guru dan siswa bisa lebih produktif dalam menumbuhkan budaya membaca sejak dini.
Masyarakat sekitar Passanggarahan pun menyambut baik proyek ini. Beberapa orang tua siswa menyampaikan apresiasi karena perpustakaan sekolah yang lama sudah lama tidak digunakan maksimal akibat kerusakan struktural. “Kami senang akhirnya diperbaiki. Anak-anak nanti bisa baca buku dengan nyaman lagi,” tutur Irsyad salah satu warga.
Dari sisi pengawasan, proyek ini juga berada di bawah pemantauan langsung pihak sekolah dan pengawas pendidikan untuk memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan spesifikasi teknis dan waktu yang telah ditetapkan. Transparansi penggunaan dana menjadi hal penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah.
Program rehabilitasi ini juga sejalan dengan visi Bupati Majene, yakni mewujudkan Majene Unggul, Mandiri, dan Religius, yang salah satu misinya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Dengan dukungan fasilitas memadai, diharapkan generasi muda Majene mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
Jika proyek ini selesai tepat waktu, perpustakaan SDN 49 Passanggarahan akan menjadi contoh nyata komitmen pemerintah daerah dalam memperhatikan infrastruktur pendidikan dasar, bukan hanya di pusat kota, tetapi juga di wilayah pinggiran.
Pembangunan kecil seperti ini sesungguhnya menjadi pondasi besar dalam menciptakan generasi yang cerdas dan berdaya saing.
Dengan adanya ruang perpustakaan yang representatif, TK, SD, hingga PAUD di Majene kini mulai mendapatkan perhatian lebih terhadap fasilitas pendukung pendidikan. Langkah ini menunjukkan bahwa pembangunan pendidikan tidak hanya berfokus pada pengajaran, tetapi juga pada peningkatan sarana belajar yang berkualitas dan berkelanjutan.












