MAJENE – Participating Interest (PI) hasil pengelolaan Blok Migas Sebuku nilainya injak sampai puluhan milyar ditanyakan sejumlah pihak. Hal ini juga ikut disoroti Komite Aktivis Mahasiswa Indonesia (KAMRI) Majene, Kamis 16/1/2025.
Pasalnya, sejak diterima di 2023 lalu, sampai kini pengelolaan Perumda belum menunjukkan progres positif dan mampu mengintervensi peningkatan PAD di Kabupaten Majene.
Nilai besar dan injak sampai puluhan milyar menjadi tanda tanya dan penting mendapatkan atensi oleh pihak pengawasan yaitu mereka bapak – bapak terhormat di Gedung DPRD Majene.
Menurutnya, sah – sah saja kalau Pemkab dituding tidak transparan dalam mengelola hasil PI Blok Migas Sebuku. Jumlahnya berapa dan model pengelolaan bermuara pada proyeksi bisnis apa?
“Ya, ini penting biar hasil PI Migas Blok Sebuku dikelola secara tepat dan mampu mengintervensi peningkatan PAD di Kabupaten Majene,” ungkap seorang nelayan enggan disebutkan nama dan terkonfirmasi ikut segel pulau dengan penanaman bibit kelapa.
Sementara KAMRI, juga ikut sampaikan kritikan dengan menuding Pemkab Majene melalui manajemen Perumda tidak becus dan diduga alami penyimpangan.
Apalagi, beberapa waktu lalu intenal Perumda ikut kisruh dengan perkelahian antara Direktur dan Direksi. Belum lagi, masalah pemindah bukuan disinyalir dilakukan secara sepihak.
Selain itu, jabatan kosong Direktur pun ikut juga menjadi masalah. Akibat perkelahian Direktur dan Direksi, Perumda Majene alami kekosongan pimpinan lantaran ML bermalam di sel tahanan Polres Majene.
“Jika pihak Pemkab sendiri seolah apatis terhadap masalah dialami Perumda Majene. Mungkin, baiknya dibubarkan saja,” ujarnya.
Lanjutnya, ini bukan seolah mimpi disiang bolong. Jika saja, pengelolaan hasil PI Migas Blok sebuku nilainya puluhan milyar dapat dipastikan membawa angin segar terhadap pembangunan diMajene.
“Bukan hanya itu, arah kesejahteraan pun ikut terukur jika jalannya baik. Tapi, saat ini romanya belum berjalan secara baik pula,” terangnya.
KAMRI tegaskan, ini menjadi tugas penting DPRD. Kejelasan pengelolaan hasil PI Migas Blok Sebuku juga cukup penting diterangkan.
“Apakah, uangnya masih utuh atau sebagian sudah digunakan dalam proyeksi bisnis apa.? Atau masih ngendap di Bank,” katanya.
Sisi lain, KAMRI meminta pihak Kejari Majene untuk mengaudit arus kass pengelolaan uang hasil PI Migas Blok Sebuku.
“Kenapa penting, sehingga bentuk kecurigaan dan sejumlah pertanyaan masyarakat mendapatkan jawaban kongkrit,” urainya.
Saat dikonfirmasi ketua Komisi ll DPRD Majene, pihaknya sampaikan beberapa hal termasuk penggunaan uang Perumda nyaris hanya berfokus pada penggajian karyawan.
Hal lain, seperti rencana kerja pun belum mendapatkan atensi penuh dari Pemkab Majene melalui pembina utama atau Bupati Majene untuk dibuatkan segera regulasix agar dapat berjalan ditahun 2025.
Sedangkan, jumlah akumulasi anggaran hasil PI Migas Blok Sebuku belum diketahui secara detail. Sehingga, ia rencanakan akan melakukan kunjungan kerja di Kota Baru merupakan wilayah mendapatkan bagian sama yaitu 5%.
“Termasuk, kita akan segera mendorong kepada Bupati Majene untuk dilakukan pergantian melalui Plt Kepala Perumda. Agar seluruh urusan administrasi dapat berjalan secara baik,” tegasnya Nafirman putra terbaik asal Tallu Banua Utara (TBU). (as)