MAJENE- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene menggelar aksi bentuk soliditias dan perjuangan untuk menghadirkan lingkungan kampus terbuka dan demokratis, Kamis 13 Maret 2025.
Namun, dalam unjuk rasa digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMl) Cabang Majene sempat alami dramatis dan suasana mencekam lantaran dihadang para mahasiswa Stikes BBM Majene.
Saling dorong pun tak terhindarkan sampai mahasiswi merupakan kader perempuan kopri PMII diduga mengalami pemukulan sampai lebam diatas kening sang korban.
Hal itu, ikut ditanggapi mantan Bendahara Umum (Bendum) PMII Majene dan sampaikan sikap prihatin terhadap pemukulan dialami mahasiswi Stikes BBM juga merupakan kader perempuan Kopri PMll.
Menurutnya, dugaan pemukulan dialami kader perempuan Kopri PMII tidak dibenarkan. Sekalipun, dihadapkan dengan sejumlah alasan.
“Kejadian ini tentu menjadi saksi sejarah bagi sahabat – sahabat HMI, sebab belum pernah dalam sejarah mereka melakukan pemukulan teehadap perempuan saat unjuk rasa,” ungkap akrap disapa Iccang.
Sahabat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) harus memberikan keterangan terbuka secara lugas dipublik akibat pemukulan dialami kader perempuan Kopri PMII Majene.
“HMI terlibat dalam pemukulan, tentu harus disebutkan sebagai oknum. Apakah pelaku pemukulan itu alami psikopat atau memiliki kelainan kebetulan berkecimpung di HMI,” ujarnya.
Tambah Iccank, kami prihatin terhadap mundurnya pemahaman adab dan etika demonstran hingga sampai melakukan tindakan melanggar hukum.
Yasin Rahman sendiri merupakan Ketua PMll Cabang Majene ikut mendapampingi mahasiswi dan sahabati Stikes BBM alami tindakan kekerasan oleh oknum HMI.
“Ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, kami meminta ketua Cabang dan KOPRI PMII Majene harus selalu siap mendampingi dan mengawal sahabat – sahabati untuk mendapatkan keadilan hukum,” terangnya.
Ia harapkan, kedepan tidak ada lagi tindakan kekerasan dialami siapa pun itu, apalagi terhadap perempuan. Para aktivisi dan mahasiswa harus lebih mengedepankan adab dan etika dalam unjuk rasa. (rls/as)