MAJENE- Mahasiswi inisial JA (20) Stikes BBM usai alami perbuatan anarkisme dan dugaan pelecahan kini angkat bicara, Senin 17 Maret 2025.
JA kini menggeluti jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) di Stikes BBM Majene, baru mulai angkat bicara disejumlah media setelah dirinya berhasil melalui fase traumatik.
Saat alami pemukulan dan dugaan pelecehan dibagian dada miliknya, JA didampingi seniornya langsung membuat laporan polisi.
Kondisi traumatik dan takut bertemu orang asing pun JA sempat rasakan. Namun, dirinya berfikir pelecahan dialami dirinya harus diketahui publik dan membongkar fakta yang dialami saat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi dikampus dimana ia menimba ilmu.
JA menceritakan kejadian naas dialami dirinya sore itu, saat aksi pertama digelar HMI di Kampus Stikes BBM.
“Saya bersama teman – teman memang diarea depan saat unjuk rasa HMI Cabang Majene. Tujuannya, menjadi pagar ayu bukan tameng dengan harapan agar unjuk rasa berlangsung humanis dan kondusif,” ungkap JA kepada sejumlah awak media.
JA mengaku tak pernah menduga aksi berlangsung justru chaos dengan hanya orasi belaka. “Sebagai tuan rumah dan kampus dimana merupakan tempat kami menimba ilmu penting dijaga marwah dan bertanggung jawab secara moril terhadap keamanan lingkungan kampus dan memang Stikes BBM didominasi perempuan,” akunya.
Lanjut bercerita, saat aksi berlangsung alot dan pembakaran ban pun dilakukan seketika terjadi provokasi dengan saling ejek tak teehindarkan.
Sampai ada demonstran berbaju coklat membawa bendera HMI arahkan kearah wajah dan kerumanan mahasiswi sambil digoyangkan.
“Sudah diarahkan kewajah, bambunya pun mengenai hidung “Sakit Sekali”. Saya tepis bambunya lalu saya mundur beberapa langkah. ujarnya.
Aksi provokasi pun tak terhindarkan dengan menggunakan bendera teeus berlanjut dan akhirnya terjadi pengrobekan oleh kerumunan mahasiswi begitu cepat.
Melihat benderanya dirobek secara spontan aksi anarkisme pun terjadi. Massa aksi radanya kemasukan setan lalu memukul mundur mahasiswi.
JA bersama temannya mendapatkan perlakuan kasar dengan pukulan keras dibagian kepala. Lalu seketika penglihatan terganggu dan kepala merasakan kunang – kuang serta tubuhnya nyaris terjatuh ditanah, namun bertahan meliahat temannya jatuh dan diinjak
Belum hilang sakit usai kena pukulan, ia kemudian mendapatkan perlakuan tak senonoh. Bagian dada miliknya sebelah kiri diremas dengan keras dan sisahkan tanda cakar dua garis didada.
“Saya kaget dan shock sekali. Dadaku sakit dan kepala juga, tapi beruntung saya masih bisa mengamankan diri kebelakang,” katanya dengan nada masih gemetar.
JA pun didampingi seniornya, usai kejadian itu langsung membuat laporan polisi di Polres Majene. Laporannya diterima dan menjalani visum di RSUD, BAP JA baru selesai dipukul 04.00 Wita dini hari.
Kondisi traumatik JA pun berlangsung setelah unjuk rasa kedua digelar HMI di Kampus Stikes BBM dengan jumlah massa cukup besar.
Meski kemudian JA alami traumatik luar biasa dan hanya berbekal kebaranian masih tersisa terpaksa ke kampus untuk mengurus kebutuhan kuliah dan bertepatan juga aksi kedua dilakukan.
Alih – alih ingin mencari oknum terlibat pengrobekan bendera HMI aksi anarkisme kembali terjadi dengan mengejar mahasiswa sampai didalam kampus sudah diamankan diaula.
Suasana jelas mencekam, teriakan demonstran tak terbendung membuat seisi aula ikut histeris ketakutan. “Mereka mengejar dari luar, ibaratnya difilm zombie,” terangnya.
JA pun sampai kini masih mencoba melewati masa trauma berat ia alami dan berharap pihak kepolisian dapat mengungkap pelaku pemukulan disertai pelecehan seksual oleh oknum HMI saat unjuk rasa di Stikes BBM. (rls/tt)