Majene,TelukMandar.com- Pemukulan merujuk pada tindakan penganiayaan dilakukan Direktur Perumda AU terhadap rekan kerjanya kembali mendapatkan kecaman pihak Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene, Jumat 6/12/2024.
Diketahui, Muhammad Irfan Syarif merupakan mantan aktivis senior Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengalami penganiayaan sampai menderita luka parah dan sempat dilarikan ke RSUD Majene.
Sebelumnya, juga diberitakan pihak keluarga merasa kecewa terhadap kinerja Polres Majene dinilai lamban dan tak profesional dengan melakukan pembiaran berkeliaran kepada pelaku penganiayaan.
Namun, belum cukup sepekan kasus penganiayaan dilakukan Perumda AU terhadap kepada rekan kerjanya. HMI Cabang Majene pihaknya ikut berkomentar.
Tuntutan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Majene meminta Kapolda Sulbar untuk mencopot jabatan Kapolres Majene.
Menurut Zulkifli, kasus tersebut merupakan contoh buruk bagi masyarakat di Kabupaten Majene.
“Sebab pelaku penganiayaan seolah mendapatkan perlakuan special dari pihak kepolisian,” ungkapnya.
Selain meminta Kapolda Sulbar untuk mencopot Kapolres Majene, pihaknya juga memberikan tenggak waktu seminggu untuk mencari dan menangkap pelaku penganiayaan dikabarkan sedang berada di Makassar.
“Kalau pihak kepolisian tidak segera melakukan penahanan. Maka, HMI Cabang Majene berjanji menggelar aksi protes didepan Polres Majene,” terangnya.
Ia pun tegaskan, kalau tuntutan kami tidak diindahkan. Maka, kami akan menggelar aksi demontrasi didepan Polres Majene dan suarakan desakan pencopotan Kapolres Majene.
Dikabarkan, kepala Perumda AU Moch Lutfie Nugraha sudah meninggalkan Majene dan menuju kota Makassar. Hal itu, juga memicu kekecewaan mendalam pihak keluarga dan keluarga besar HMI.
<span;>Insiden pemukulan merujuk penganiayaan dilakukan kepala Perumda AU Majene, terjadi pada Senin 2/12/2024, di Kantor Perumda AU di Lingkungan Lutang Banggae Timur.
Bermula cekcok antara kedua pejabat Perumda AU memanas hingga berujung aksi kekerasan fisik.
Sesuai informasi, Lutfie diduga mencekik dan memukul helm bagian kepala Irfan hingga menyebabkan luka robek sepanjang 4 cm pada sisi kiri kepala.
Bukan hanya itu, kepala Perumda juga dilaporkan mencekik korban dengan memperburuk kondisi fisiknya.
Bahkan, usai kejadian korban segera dilarikan ke PKM Lembang untuk mendapatkan penanganan medis awal.
Setelah, kondisi korban memburuk membuat tim medis merujuknya ke RSUD Majene.
Sementara, dokter menangani sampaikan korban pemukulan menunjukkan gejala pusing, mual dan muntah serta indikasi trauma serius. (as)