MAJENE – Pemerintah Kabupaten Majene terus menunjukkan keseriusannya dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar, salah satunya melalui upaya rehabilitasi fasilitas sekolah. Tahun ini, melalui Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora), pemerintah setempat melaksanakan rehabilitasi sedang/berat ruang perpustakaan SD Negeri 50 Inpres Konja, yang berlokasi di Jl. Assyifa, Dusun Konja, Desa Pamboborang, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
SD Negeri 50 Inpres Konja berdiri sejak tahun 1982, dan selama lebih dari empat dekade, sekolah ini telah berperan penting dalam mencerdaskan anak-anak di wilayah Pamboborang dan sekitarnya. Sekolah ini berdiri di atas lahan seluas 1.050 meter persegi, dengan suasana lingkungan belajar yang tenang dan kondusif. Meski demikian, kondisi bangunan perpustakaan yang menjadi pusat literasi sekolah selama ini dinilai sudah tidak layak dan memerlukan pembenahan serius.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Majene melalui Program Pengelolaan Pendidikan pada kegiatan Pengelolaan Pendidikan Sekolah Dasar memutuskan untuk melaksanakan proyek Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Perpustakaan SDN 50 Konja. Program ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas fasilitas penunjang pendidikan di tingkat dasar.
Pekerjaan rehabilitasi ini memiliki pagu dan HPS sebesar Rp. 58.485.240,- (Lima Puluh Delapan Juta Empat Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Dua Ratus Empat Puluh Rupiah) yang bersumber dari APBD Kabupaten Majene Tahun Anggaran 2025. Dana tersebut difokuskan untuk memperbaiki dan mempercantik ruang perpustakaan agar lebih layak, aman, dan menarik bagi siswa.
Adapun ruang lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan persiapan, pembongkaran, perbaikan atap/kap, pemasangan plafon, pemasangan lantai keramik, pengecatan, serta pekerjaan electrical. Seluruh tahapan dikerjakan dengan memperhatikan standar kualitas konstruksi agar perpustakaan dapat digunakan dalam jangka panjang.
Kepala SDN 50 Inpres Konja, mengungkapkan rasa syukurnya atas perhatian pemerintah terhadap sekolah yang ia pimpin. “Kami sangat berterima kasih atas program rehabilitasi ini. Perpustakaan merupakan jantung literasi sekolah. Sudah lama kami ingin memperbaikinya, namun terkendala anggaran. Kini, berkat bantuan pemerintah daerah, impian itu akhirnya terwujud,” ujarnya penuh haru, Selasa 21 Oktober 2025.
Ia menambahkan bahwa sebelum adanya rehabilitasi, ruang perpustakaan di sekolahnya sudah mengalami banyak kerusakan, terutama pada bagian atap dan plafon yang bocor. “Kalau musim hujan, kami harus menutupi rak buku dengan plastik agar tidak basah. Anak-anak juga jarang berkunjung karena ruangan terasa pengap. Semoga nanti setelah selesai, perpustakaan ini bisa menjadi tempat favorit mereka,” jelasnya.
Sejalan dengan itu, salah satu guru kelas, menilai bahwa pembenahan perpustakaan akan memberi dampak besar terhadap peningkatan budaya baca siswa. “Perpustakaan yang nyaman akan menumbuhkan minat baca. Banyak siswa yang sebenarnya ingin membaca, tapi ruangannya kurang mendukung. Rehabilitasi ini adalah langkah maju yang patut diapresiasi,” tuturnya.
Pemerintah daerah melalui Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Majene, menegaskan bahwa rehabilitasi ruang perpustakaan merupakan bagian penting dari strategi pembangunan pendidikan berbasis literasi. “Kami ingin setiap sekolah memiliki perpustakaan yang representatif. Literasi adalah dasar pembelajaran, dan fasilitas yang layak menjadi kunci membangun generasi cerdas,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa seluruh proyek rehabilitasi sekolah di Majene tahun 2025 dilaksanakan dengan prinsip transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas. “Kami terbuka terhadap pengawasan publik. Setiap pekerjaan pendidikan harus diawasi bersama agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Selain memperbaiki fisik bangunan, pemerintah daerah berharap proyek ini dapat memotivasi guru dan siswa untuk lebih aktif mengembangkan kegiatan literasi. Dengan kondisi perpustakaan yang lebih menarik dan nyaman, kegiatan membaca tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga budaya yang menyenangkan di lingkungan sekolah.
Warga sekitar sekolah juga memberikan apresiasi terhadap langkah pemerintah ini. Salmiah, orang tua murid kelas IV, mengaku bangga karena sekolah anaknya mendapatkan perhatian dari pemerintah. “Perpustakaan itu penting sekali. Anak saya suka membaca, tapi sebelumnya ruangan sempit dan banyak debu. Kami senang sekali kalau nanti sudah selesai dan anak-anak bisa betah di sana,” ucapnya.
Kini, proses rehabilitasi tengah berjalan dan disambut penuh antusias oleh seluruh warga sekolah. Siswa-siswi SDN 50 Inpres Konja setiap hari memantau perkembangan pembangunan perpustakaan mereka, dengan harapan bisa segera menikmati suasana baru yang nyaman dan inspiratif.
Rehabilitasi ruang perpustakaan SDN 50 Inpres Konja tidak sekadar proyek pembangunan fisik, tetapi simbol semangat baru dalam membangun generasi literat di Kabupaten Majene. Pemerintah daerah berharap, setelah rampung, perpustakaan ini menjadi sumber pengetahuan, tempat inspirasi, sekaligus ruang tumbuhnya kecintaan terhadap buku bagi anak-anak di Pamboborang dan sekitarnya.