MAJENE – Dalam upaya nyata mendukung gerakan Zero New Stunting, tim dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) kembali melanjutkan kegiatan pengabdian masyarakat tahap ke-2 dan ke-3 dengan mengusung tema “Edukasi dan Pelatihan Gizi Berbasis Android GIZIMATE Melalui Pendekatan Peer Educator Menuju Zero New Stunting.”

Kegiatan yang berlangsung di Madrasah Aliyah Swasta (MAS) DDI Baruga, Kabupaten Majene, ini diikuti dengan antusias oleh puluhan pelajar yang siap menjadi agen perubahan dalam mewujudkan generasi sehat dan bebas stunting, Jumat 24 Oktober 2025.
Ketua pelaksana kegiatan, Fauziah, S.Gz., M.Si. (Dietisien), menjelaskan bahwa tahap ke-2 dan ke-3 merupakan kelanjutan dari program edukasi dan pelatihan berbasis teknologi yang sebelumnya telah diluncurkan di sekolah mitra.
“Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya memberi edukasi tentang gizi seimbang, tetapi juga melatih remaja untuk mampu mengukur dan memantau status gizi mereka sendiri menggunakan aplikasi GIZIMATE,” ungkapnya.
Aplikasi GIZIMATE dikembangkan sebagai media edukasi interaktif berbasis Android yang mengintegrasikan ilmu gizi dan teknologi digital. Melalui fitur Growth Tracker dan AI Nutrition Assistant, aplikasi ini memungkinkan pelajar menilai status gizi, memahami konsep Isi Piringku, serta menghitung kebutuhan gizi harian secara mandiri.
Pada kegiatan tahap ke-2, tim Unsulbar memberikan pelatihan pengukuran status gizi secara antropometri, dilanjutkan dengan pendampingan penggunaan aplikasi GIZIMATE. Para pelajar dilatih menggunakan alat ukur tinggi badan, timbangan, dan pita LILA untuk mengetahui status gizi mereka.
Sedangkan pada tahap ke-3, pelatihan berfokus pada metode peer-to-peer education—di mana 10 siswa terbaik yang telah dilatih sebelumnya menjadi “Peer Educator”, bertugas memberikan edukasi gizi kepada 30 teman sebayanya.
“Pendekatan teman sebaya terbukti efektif. Para siswa belajar dengan lebih percaya diri karena yang mengajarkan adalah rekan mereka sendiri. Ini sekaligus menanamkan rasa tanggung jawab sosial dan kesadaran akan pentingnya gizi sejak remaja,” tambah Fauziah.
Salah satu anggota tim, Muh. Fuad Mansyur, S.Kom., M.Kom, menambahkan bahwa inovasi teknologi menjadi jembatan penting dalam memperluas literasi gizi remaja.
“GIZIMATE bukan sekadar aplikasi, tapi gerakan digital menuju generasi sehat. Saat ini masih dalam tahap finalisasi dan diharapkan segera dapat diakses publik melalui Play Store,” ujarnya.
Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa Unsulbar yang mendapat pengalaman belajar di luar kampus sesuai program Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM). Selain itu, kegiatan ini berkontribusi langsung terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) poin 2 dan 3, yaitu Zero Hunger dan Good Health and Well-being.
Melalui pelatihan ini, remaja MAS DDI Baruga diharapkan menjadi pionir perubahan perilaku gizi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
“Langkah kecil ini adalah investasi besar bagi masa depan generasi. Remaja hari ini adalah calon ibu dan ayah masa depan. Jika mereka sehat dan paham gizi, maka kita telah memutus rantai stunting sejak dini,” tutup Fauziah. (rls/as)












