Majene,TelukMandar.com-Ketua DPRD Majene (Salmawati Djamando) dinilai takĀ memiliki kepedulian terhadap masyarakat rui dan aholeang. Pasalnya, ketua DPRD Majene dinilai hanya memikirkan kepentingan politik semata dan sibuk berputar-putar pada proses penundaan pilkades 2023.
Ketua DPRD Majene, dinilai tidak memiliki kepedulian karena dianggap sekalipun tak pernah berkunjung melihat masyarakat relokasi yang ada disana. Selain hanya tampil layaknya pahlawan dalam perselisihan penundaan pilkades.
Menurut Ketua PMII Komisariat unsulbar, menyayangkan sikap Salmawati Djamando selaku ketua DPRD yang tak pernah mengunjungi masyarakat relokasi rui dan aholeang.
“Berkunjunglah sekali-kali kesana ibu ketua. Jangan juga terlalu menghabiskan energi hanya untuk membahas penundaan pilkades saja,” ungkap Maruf.
Saya menilai, sikap ketua DPRD yang seolah sedang mempertontonkan sikap politik tebang pilih dalam melihat dan menyikapi suatu persoalan dimasyarakat.
“Semangat sekali, sampai-sampai pesan suaranya viral kemana mana, tapi kenapa urusan korban gempa di malunda dan ulumanda yang sejauh ini masih sangat memprihatimkan, tapi kok ketua DPRD seakan bungkam,” Sentil Pemuda Ulumanda itu.
Ia menjelaskan, kondisi yang urgent hari ini diperhatikan oleh semua pihak harusnya menyangkut kemanusiaan. Namun Ketua DPRD Majene, lebih cenderung membangun dan memelihara issu-issu politik dan mengesampingkan issu kemanusiaan.
“Ketua DPRD Majene sepertinya kejatuhan durian runtuh dengan adanya polemik pilkades. Muncul Bak seorang Pahlawan dengan dalil kepentingan masyarakat. Tapi lupa kalau tindakannya menyakiti korban gempa malunda-ulumanda. Dan seolah tak sadar diri, dia lupa urusan kemanusiaan lebih penting daripada urusan politik”. jelasnya.
ia menyarangkan agar ketua DPRD Majene sekali-sekali main ke Rui dan Aholeang, agar hati nuraninya terbuka.
“Jalan-jalanki ke Rui dan Aholeang, biar pintu Hatita terbuka melihat kondisi disana. Tak ada pahlawan-pahlawan ditengah masyarakat menjerit membutuhkan tuan dan puang mengetuk palu dalam menentukan nasib mereka,” (srl)