MAJENE – Cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi Sulawesi Barat masih tergolong rendah dan belum mencapai target nasional. Data terbaru menunjukkan capaian rata-rata Sulbar baru sebesar 38,91%, dengan Kabupaten Polewali Mandar mencatat capaian tertinggi 46,84% dan Majene terendah 30,60%.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menegaskan bahwa ASI eksklusif merupakan salah satu indikator utama dalam menurunkan prevalensi stunting.
“ASI eksklusif menjadi bagian penting dari Quick Wins Sulbar Sehat yang digagas oleh Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wagub Salim S Mengga untuk mewujudkan visi Sulbar Maju dan Sejahtera,” ujarnya.
Beberapa faktor masih menjadi kendala utama rendahnya cakupan ASI eksklusif di Sulawesi Barat, antara lain Tenaga kesehatan yang sudah dilatih sebagai konselor ASI belum optimal melaksanakan peran karena beban tugas ganda.
Selain itu, konseling ASI di Posyandu belum efektif akibat keterbatasan sarana dan suasana Posyandu yang kurang nyaman bagi ibu dan bayi, Rasio tenaga gizi di Puskesmas dengan jumlah sasaran tidak seimbang, sehingga pendampingan perlu melibatkan bidan desa sebagai konselor menyusui, Kampanye susu formula di media sosial yang semakin masif menjadi tantangan besar dalam meyakinkan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif.
Di akui meski ada Perda ASI Sulbar Tahun 2016, namun implementasi dan penerapan sanksi bagi pelanggar kode etik ASI belum berjalan optimal.
Sehingga Dinkes Sulbar mendorong sejumlah langkah perbaikan, di antaranya:
1. Optimalisasi pelatihan konselor ASI, tidak hanya dari kalangan tenaga kesehatan dan kader, tetapi juga melibatkan unsur pentahelix (pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat).
2. Pemanfaatan bidan desa dalam mendampingi ibu menyusui agar pendampingan lebih dekat dan intensif.
3. Perbaikan sarana Posyandu sehingga lebih ramah ibu dan bayi.
4. Penguatan regulasi dan pengawasan terhadap kampanye susu formula sesuai ketentuan kode etik pemasaran produk pengganti ASI.
dr. Nursyamsi Rahim menambahkan, “Menyusui bukan hanya urusan ibu dan bayi, tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Pendampingan yang efektif akan lebih mudah jika seluruh unsur bergerak bersama. Mencegah stunting sejak dini dengan ASI eksklusif jauh lebih efektif dan murah dibanding mengobati stunting yang sudah terjadi.”
Dengan berbagai strategi tersebut, Pemprov Sulbar optimis cakupan ASI eksklusif akan meningkat dan berdampak pada penurunan angka stunting, sejalan dengan komitmen dan visi yang digagas oleh Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga untuk mewujudkan Sulbar Sehat, Maju, dan Sejahtera. (Rls)