MAJENE – Komitmen Pemerintah Kabupaten Majene untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dasar kembali diwujudkan melalui program pengadaan meubelair di SDN 18 Bababulo, Kecamatan Pamboang, Provinsi Sulawesi Barat.
Melalui satuan kerja Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora), proyek ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025 dengan nilai pagu sebesar Rp. 45.000.000,- (Empat Puluh Lima Juta Rupiah).
Program ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam memperkuat infrastruktur pendidikan, khususnya dalam menyediakan sarana belajar yang layak dan berkualitas. SDN 18 Bababulo, yang selama ini menggunakan meubelair lama dengan kondisi terbatas, kini mendapat perhatian penuh agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung lebih nyaman dan efektif.
Kepala SDN 18 Bababulo menyambut dengan antusias bantuan pengadaan meubelair ini. Ia menyebut, sebagian besar meja dan kursi di sekolahnya sudah berusia belasan tahun, banyak yang lapuk dan tidak lagi nyaman digunakan oleh siswa. “Kami sangat bersyukur atas bantuan ini. Anak-anak akan memiliki fasilitas baru yang bukan hanya indah dipandang, tapi juga kuat dan tahan lama,” ujarnya penuh harap, Jumat (17/10/2025).
Dalam proyek pengadaan ini, Disdikpora Majene menetapkan penggunaan bahan kayu jati berkualitas tinggi untuk seluruh perabot sekolah. Kayu jati dikenal sebagai bahan yang kokoh, tahan terhadap serangan rayap, serta memiliki tekstur dan warna alami yang menambah keindahan ruangan. Seluruh permukaan meubelair dilapisi cat clear anti gores, memberikan perlindungan tambahan terhadap keausan dan menjaga tampilan tetap mengkilap.
Ruang lingkup pekerjaan mencakup tiga jenis meubelair utama, yaitu meja, kursi, dan lemari. Untuk pekerjaan meja, desain dibuat dengan ukuran tinggi 75 cm, panjang 58 cm, dan lebar 65 cm. Ukuran ini disesuaikan dengan postur tubuh anak sekolah dasar agar mereka dapat belajar dengan posisi duduk yang ergonomis, mengurangi kelelahan dan menjaga kesehatan tulang belakang.
Sedangkan untuk kursi, ukuran yang ditetapkan adalah tinggi dudukan 41,5 cm, tinggi sandaran 38,5 cm, lebar dudukan 40 cm, dan kedalaman dudukan 41 cm. Kursi ini menggunakan kayu jati yang sama dengan meja, serta dilapisi cat clear anti gores. Desain sandaran punggung dibuat sedikit melengkung untuk memberikan kenyamanan optimal bagi siswa selama mengikuti pelajaran di kelas.
Tak kalah penting, pekerjaan lemari menjadi salah satu elemen utama dari pengadaan ini. Lemari berbahan kayu jati dan kaca polos ini memiliki tinggi 190 cm, lebar 100 cm, dengan dua bagian penyimpanan terpisah. Bagian atas memiliki tinggi 138 cm dan kedalaman 40 cm, sedangkan bagian bawah setinggi 52 cm dengan kedalaman 50 cm. Dengan desain dua pintu, lemari ini dapat digunakan untuk menyimpan buku, dokumen penting, maupun alat peraga pembelajaran.
Menurut Kepala Disdikpora Kabupaten Majene, pengadaan meubelair SDN 18 Bababulo merupakan wujud nyata dari visi pemerintah daerah dalam memeratakan kualitas pendidikan hingga ke pelosok desa. Ia menegaskan bahwa setiap sekolah harus memiliki sarana yang sama baiknya, tanpa membedakan lokasi atau jumlah murid. “Kami ingin anak-anak di Bababulo merasakan kenyamanan belajar yang sama seperti sekolah-sekolah di pusat kota,” ujarnya.
Selain meningkatkan kenyamanan belajar, pengadaan meubelair ini juga memiliki dampak sosial dan ekonomi. Pemerintah daerah memprioritaskan pengerjaan proyek ini kepada pengrajin lokal, sebagai bentuk dukungan terhadap industri kecil dan menengah (IKM) di Majene. Dengan begitu, manfaat proyek ini tidak hanya dirasakan oleh dunia pendidikan, tetapi juga masyarakat sekitar.
Sejumlah guru di SDN 18 Bababulo menilai bahwa kehadiran meubelair baru akan membawa semangat baru dalam proses belajar mengajar. Mereka berharap suasana ruang kelas yang lebih rapi dan bersih dapat meningkatkan fokus siswa dan memperbaiki kualitas pembelajaran. “Ketika ruang kelas nyaman, anak-anak pun jadi lebih bersemangat,” ujar salah satu guru.
Warga setempat juga turut menyampaikan rasa bangga mereka atas perhatian pemerintah terhadap sekolah di wilayah Pamboang. Menurut mereka, selama ini perhatian terhadap fasilitas pendidikan di daerah masih belum merata, sehingga program seperti ini menjadi kabar menggembirakan bagi masyarakat. “Kami merasa diperhatikan. Ini bukti bahwa pemerintah peduli terhadap masa depan anak-anak kami,” kata Sudarman, seorang tokoh masyarakat Bababulo.
Pengadaan meubelair ini juga menjadi simbol perubahan positif bagi SDN 18 Bababulo. Dari ruang kelas yang dulu sederhana dan perabotan usang, kini sekolah tersebut mulai bertransformasi menjadi lingkungan belajar yang modern dan representatif. Suasana baru ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga bagi para siswa dan guru untuk terus berprestasi.
Pihak sekolah berencana merawat seluruh meubelair dengan sebaik-baiknya agar bisa digunakan dalam jangka waktu lama. Mereka juga akan mengatur ulang tata letak ruang kelas untuk memaksimalkan kenyamanan dan pencahayaan alami, menjadikan setiap sudut ruang kelas tampak lebih hidup dan inspiratif.
Program pengadaan meubelair SDN 18 Bababulo menjadi bukti konkret bahwa pembangunan pendidikan tidak hanya tentang kurikulum dan tenaga pengajar, tetapi juga tentang penyediaan fasilitas yang mendukung proses belajar yang optimal. Dengan lingkungan belajar yang lebih layak, potensi siswa untuk berkembang pun semakin besar.
Pemerintah Kabupaten Majene melalui Disdikpora menegaskan akan terus berkomitmen memperkuat fasilitas pendidikan di seluruh kecamatan, termasuk Pamboang. Ke depan, program serupa akan dilanjutkan di sekolah-sekolah lain agar seluruh siswa di Majene dapat menikmati pendidikan yang berkualitas dalam lingkungan yang nyaman dan aman.
Dengan adanya meubelair baru dari kayu jati yang kokoh, SDN 18 Bababulo kini melangkah ke babak baru—sekolah yang lebih rapi, nyaman, dan berwibawa. Lebih dari sekadar perabot, meubelair ini menjadi simbol dari semangat baru pendidikan Majene: membangun generasi cerdas dari ruang kelas yang berkualitas.