MAJENE – Harapan warga dan tenaga pendidik di SDN 55 Deteng-deteng akhirnya terwujud. Melalui program rehabilitasi ruang kelas yang dijalankan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Majene, sekolah ini kini bersiap memiliki ruang belajar yang lebih layak, aman, dan nyaman bagi peserta didik.
Program rehabilitasi ini direalisasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2025, dengan nilai pagu sebesar Rp.71.974.260,- (Tujuh Puluh Satu Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Dua Ratus Enam Puluh Rupiah). Meski nilainya terbilang sederhana, dampak yang diharapkan sangat besar: membangun semangat baru bagi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Pekerjaan rehabilitasi ruang kelas SDN 55 Deteng-deteng ini meliputi beberapa ruang lingkup penting. Di antaranya pekerjaan persiapan, bongkaran, pekerjaan tanah dan pondasi, pekerjaan lantai dan keramik, serta pekerjaan perabot. Semua tahapan tersebut dirancang untuk memastikan kualitas bangunan yang kuat dan fungsional dalam jangka panjang.
Menurut keterangan dari pihak sekolah, kondisi beberapa ruang kelas sebelumnya memang sudah memprihatinkan. Beberapa dinding mulai retak, lantai mengelupas, dan sebagian besar perabotan sudah tidak layak pakai. Hal ini kerap menjadi kendala dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif.
“Anak-anak kami sering kali harus belajar di ruangan yang bocor atau duduk di kursi yang sudah rusak. Jadi kami sangat bersyukur dengan adanya program ini. Ini bukan hanya soal bangunan, tapi juga soal masa depan pendidikan anak-anak di sini,” ujar salah satu guru senior SDN 55 Deteng-deteng dengan penuh haru, Kamis (16/10/2025).
Program rehabilitasi ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Majene untuk mewujudkan pemerataan sarana dan prasarana pendidikan. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Majene menegaskan bahwa proyek seperti ini tidak hanya sekadar memperbaiki fisik bangunan, melainkan juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pendidikan di daerah.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, tahap persiapan menjadi langkah awal yang krusial. Tim pelaksana terlebih dahulu melakukan survei, pemetaan kondisi, serta penataan lingkungan sekitar agar proses rehabilitasi berjalan lancar. Tahapan ini diikuti oleh pekerjaan bongkaran, di mana bagian-bagian bangunan yang sudah rusak dibersihkan secara hati-hati agar tidak mengganggu struktur utama.
Selanjutnya, pekerjaan tanah dan pondasi dilakukan untuk memperkuat struktur dasar bangunan. Tahapan ini sangat penting karena akan menentukan daya tahan ruang kelas terhadap beban dan kondisi lingkungan. Pekerjaan ini dilanjutkan dengan pemasangan lantai dan keramik baru yang tidak hanya mempercantik ruangan, tapi juga memberi kenyamanan dan kebersihan bagi siswa.
Sementara itu, pekerjaan perabot menjadi sentuhan akhir yang membuat suasana belajar semakin menarik. Meja, kursi, dan lemari baru diharapkan dapat menunjang aktivitas belajar mengajar dengan lebih baik. Semua material yang digunakan mengedepankan kualitas serta aspek keamanan bagi anak-anak.
Kepala Sekolah SDN 55 Deteng-deteng, menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Majene. Ia menyebut, perhatian terhadap fasilitas pendidikan di wilayah pelosok seperti Deteng-deteng merupakan langkah nyata dalam mengurangi kesenjangan antar sekolah.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Kabupaten Majene dan Dinas Pendidikan yang telah memberikan perhatian luar biasa. Insya Allah, setelah rehabilitasi selesai, semangat belajar siswa kami akan semakin meningkat,” ujarnya.
Selain itu, para orang tua siswa juga turut menunjukkan antusiasme. Mereka mengaku siap membantu menjaga dan merawat fasilitas baru yang telah diberikan pemerintah. Warga berharap agar program serupa terus berlanjut ke sekolah-sekolah lain yang masih membutuhkan perbaikan.
Program ini juga menunjukkan bahwa anggaran pendidikan di Kabupaten Majene benar-benar diarahkan untuk hal-hal prioritas, yaitu menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inspiratif. Dengan begitu, visi mencetak generasi cerdas dan berkarakter dapat terwujud secara bertahap dan berkelanjutan.
Tak hanya sebatas pembangunan fisik, rehabilitasi ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat dalam menjaga fasilitas pendidikan. Partisipasi masyarakat menjadi kunci keberlanjutan agar hasil pembangunan dapat bertahan lama dan bermanfaat maksimal.
Proyek rehabilitasi ruang kelas SDN 55 Deteng-deteng juga menjadi contoh sinergi yang baik antara kebijakan pemerintah daerah dengan kebutuhan riil di lapangan. Ketika pemerintah hadir secara nyata melalui program pembangunan, masyarakat pun merespons dengan dukungan dan rasa memiliki yang tinggi.
Seiring waktu, ruang-ruang kelas yang baru ini akan menjadi saksi tumbuhnya semangat baru di kalangan siswa SDN 55 Deteng-deteng. Mereka kini bisa belajar dengan lebih nyaman, tanpa gangguan dari kondisi bangunan yang rusak atau perabot yang tak layak. Dari sinilah, kualitas pendidikan yang lebih baik mulai dibangun, bukan hanya dari buku dan guru, tetapi juga dari lingkungan yang mendukung proses belajar itu sendiri.
Dengan demikian, rehabilitasi ruang kelas SDN 55 Deteng-deteng bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol kebangkitan pendidikan dasar di Kabupaten Majene. Melalui upaya konkret seperti ini, pemerintah daerah membuktikan bahwa perhatian terhadap pendidikan di wilayah terpencil tetap menjadi prioritas utama demi masa depan generasi muda Majene yang lebih gemilang.