MAJENE- Sejumlah masyarakat di Kecamatan Malunda Kabupaten Majene Sulbar, menyoal pekerjaan rehabilitas ruang kelas SDN 1 Sasende, Kamis 16 Januari 2025.
Meski, rehab kelas SDN 1 Sasende sudah diselesaikan. Namun meninggalkan kesan negatif lantaran prosesnya dinilai dikerjakan asal – asalan alias tidak memenuhi standar kualitas.
Diketahui, rehabilitasi ruang kelas didanai melalui APBD 2024 senilai 725 Juta kembali menarik perhatian warga setempat dan meminta APH untuk turun memantau pembangunan itu.
Proyek digarap CV. Aisyah Putri Permata mencakup rehabilitasi ruang kelas dan mobiler sekolah.
Menurutnya, sejak awal pelaksanaan menemui berbagai ketidakberesan di lapangan.
“Tak ada papa proyek sampai gambar pekerjaan tidak tersedia untuk dijadikan panduan kontruksi pekerja,” ungkap enggan disebutkan namanya.
Hal kemudian memicu rasa khawatir warga dan dinilai pengerjaannya tidak transparan serta menimbulkan penyimpangan.
Pengerjaan proyek itu, juga dinilai sangat krusial karena statusnya cukup besar tidak memenuhi prinsip keterbukaan dan akuntabilitas untuk jaminan hasil.
Masalah Teknis yang Mengancam Kualitas
Warga menemukan fakta bahwa penggunaan bahan bangunan, seperti ukuran dan kualitas besi tulangan serta tebal beton, tidak memenuhi standar.
Pada konstruksi ringbalk, ditemukan bahwa jarak antar beugel tidak konsisten dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
Selain itu, diameter besi yang digunakan pada beberapa bagian bangunan lebih kecil dari yang seharusnya, sehingga memicu keraguan terhadap kekuatan struktur bangunan yang dihasilkan.
Masalah ini bukan sekadar teknis semata, melainkan juga menyangkut keselamatan anak-anak yang nantinya akan menggunakan gedung tersebut.
Tidak hanya soal bahan bangunan, masalah juga ditemukan pada kondisi tenaga kerja di lapangan.
<Warga mengeluhkan bahwa pekerja tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang memadai, seperti helm, sepatu, dan sarung tangan.
Hal ini jelas melanggar standar keselamatan kerja yang seharusnya diterapkan dalam proyek konstruksi, apalagi proyek ini melibatkan dana publik yang tidak sedikit.
Akuntabilitas dan Kualitas Pendidikan Dipertaruhkan
Pengerjaan rehabilitasi SDN 1 Sasende seharusnya menjadi momentum untuk memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik.
Namun, jika sejak awal proyek ini sudah menuai keluhan soal kualitas pengerjaan dan penggunaan bahan, hal ini berpotensi menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.
Gedung sekolah yang tidak kokoh dan tidak sesuai standar bisa menimbulkan risiko keselamatan bagi para siswa dan guru.
Selain itu, rendahnya kualitas pengerjaan juga mencerminkan adanya potensi pemborosan anggaran yang harus diwaspadai oleh pihak berwenang.
Masyarakat berharap Kejari Majene segera mengambil langkah konkret untuk mengawasi pelaksanaan proyek ini.
Sebagai lembaga yang memiliki kewenangan dalam penegakan hukum dan pengawasan proyek pemerintah, Kejari Majene diharapkan tidak hanya memastikan bahwa proyek ini berjalan sesuai rencana, tetapi juga melakukan tindakan tegas jika ditemukan pelanggaran atau penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Tantangan Pengawasan dan Harapan Masyarakat
Fenomena buruknya kualitas proyek pemerintah bukanlah hal yang baru, terutama di daerah-daerah yang minim pengawasan.
Ketidaktransparanan dan lemahnya pengawasan menjadi masalah klasik yang terus berulang.
Kejari Majene harus segera merespon keluhan warga dengan mengirim tim untuk melakukan inspeksi di lapangan dan menindaklanjuti temuan-temuan tersebut.
Hal ini penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap proyek-proyek yang menggunakan dana publik.
Masyarakat menginginkan rehabilitasi SDN 1 Sasende dilakukan dengan baik dan sesuai standar, demi masa depan pendidikan anak-anak di daerah tersebut.
Keberhasilan proyek ini tidak hanya diukur dari selesai atau tidaknya gedung tersebut, tetapi juga dari kualitas dan keamanan sarana yang dihasilkan.
Jika dibiarkan berlarut-larut tanpa pengawasan ketat, masyarakat khawatir hasil akhir proyek ini akan jauh dari harapan dan malah menjadi beban di masa mendatang.
Masyarakat Kabupaten Majene, khususnya di sekitar SDN 1 Sasende, berharap suara mereka didengar oleh pemerintah dan pihak-pihak berwenang.
Mereka menuntut adanya pengawasan yang ketat terhadap proyek-proyek yang menyangkut hajat hidup orang banyak, terutama pendidikan.
Proyek ini harus menjadi contoh bahwa transparansi, akuntabilitas, dan standar teknis harus dijunjung tinggi demi kesejahteraan dan masa depan generasi muda.