Majene,TelukMandar.com- Dinas Pendidikan Provinsi Sulbar, telah menyalurkan sertifikasi dan non sertifikasi kepada tenaga guru Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov Sulbar.
Sejak tiga hari lalu, rupanya Pemerintah Sulbar melalui Dinas Pendidikan telah menyalurkan sertifikasi dan nonsertifikasi kepada 2000an lebih tenaga pendidik.
Dikutip dari akun fb resmi kepala Dinas Pendidikan Sulbar, “Alhamdulillah, bahagianya hari ini, bisa klik Pencairan Pembayaran TPG dan Tamsil lebih dua ribu Guru Guru Hebat Sulbar. Semoga Berkah,” ungkap Mithar.
Saat dikonfirmasi melalui via telepon, kepala Dinas Pendidikan Sulbar belum menjawab pertanyaan kami mungkin saja sedang sibuk.
Berbeda dengan Kabupaten Majene yang kini dimpin Andi Achmad Syukri (AST) justru pembayaran untuk triwulan ll telah molor sebulan dan bahkan masih ada 4 tenaga guru ASN yang belum menerima tunjangan sertifikasi triwulan l tahun 2024.
Sedangkan Mutmainnah sampaikan, aplikasi untuk triwulan ll belum rilis karena memang sedang validasi data.
“Hampir semua daerah begini kondisinya, begitu yang kemarin disampaikan kementrian waktu kami laporan. Untuk pembayaran triwulan ll sementara kami proses rekap, InshaAllah minggu depan kelar,” ungkap tenaga teknis sertifikasi Disdikpora Majene saat dimintai keterangan beberapa waktu lalu.
Hal ini juga kembali ditanggapi alumni mahasiswa jogja, sertifikasi guru merupakan sebuah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang sudah memenuhi standar profesional atau kelayakan seorang guru dalam Kegiatan belajar mengajar di sekolah.
“Sertifikasi menjadi hak para guru yang penting disalurkan tepat waktu karena bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan motivasi guru itu sendiri dalam mengajar,” kata Ishak.
Ia pun sampaikan, bagaimana mungkin Kabupaten Majene dapat berbicara kualitas dan mutu pendidikan dikota pendidikan ini. Sertifikasi yang jelas anggarannya dari pusat justru ikut menjadi problem.
“Kita prihatin potret pendidikan yang kini dipimpin Andi Achmad Syukri sebagai Bupati seolah tidak memiliki kepeduliaan terhadap peningkatan serta tujuan mewujudkan Majene sebagai kota pendidikan diSulbar,” terangnya.
Ia jelaskan, secara logis kalau kemudian alasan yang disampaikan tenaga teknis bahwa rata-rata daerah mengalami hal serupa. Justru Pemprov melalui Dinas Pendidikan Sulbar telah menyalurkan beberapa hari lalu.
“Kami menduga sikap profesional dalam memastikan hak para tenaga pendidik di Kabupaten Majene seolah dipalingkan dan dianggap kurang penting dimaksimalkan,” jelasnya.
Bahkan, ia singgung beberapa tahun terakhir fenomena yang terjadi Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Majene terkait pergantian Pelaksana Tugas (PLT).
“Bisa disebutkan, hanya itu saja menjadi perbincangan dilapangan dan seolah Disdikpora Majene dikelola layaknya rumah tangga mereka. Awalnya jabat PLT pak Suardi, ganti masuk pak Misbah. Ganti lagi masuk lagi pak Suardi,” tutupnya dengan nada sedikit nyeleneh. (as)