MAJENE- Pukuhan murid SMA 1 Sendana, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene menggelar aksi protes terhadap kebijakan kepala sekolah dinilai tak profesional, Selasa 25/2/2025.
Unjuk rasa digelar sejumlah murid SMA 1 Sendana berlangsung dihalaman sekolah dengan membawa sejumlah spanduk protes.
Para murid itu, tuntut kejelasan pihak sekolah terkait keputusan menerima kembali seorang murid terlibat ruda paksa dimana korban seorang murid SMP dikota Majene.
Unjuk rasa itu dilakukan setelah menilai kebijakan dikeluarkan tidak adil. Padahal, sebelumnya sejumlah murid dikeluarkan dari sekolah hanya karena pelanggaran ringan.
Sedangkan, dalam kasus rudapaksa murid tersebut dibolehkan kembali masuk disekolah.
Hal ini, memicu kemarahan dakalangan para murid dan dianggap kebijakan itu bertentangan dengan nilai moral serta mencederai rasa keadilan dilingkungan sekolah.
Salah seorang murid ikut dalam aksi demonstran ini merupakan bentuk penolakan terhadap kebijakan sekolah.
“Kami tak terima dengan kebijakan ini, murid hanya melanggar aturan ringan langsung dikeluarkan. Tapi, pada kasus rudapaksa dibolehkan kembali sekolah,” ungkap murid enggan disebutkan identitasnya.
Ia sampaikan, apalagi murid terlibat rudapaksa sejumlah tujuh orang telah disepakati melalui rapat bersama guru – guru untuk dikeluarkan.
Namun, secara tiba – tiba Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Sendana memasukkan kembali salah satu diantara pelaku rudapaksa.
Sementara, dihubungi salah satu guru murid dan mengkonfirmasi unjuk rasa terjadi di SMA Sendana. Ia membenarkan adanya protes dilayangkan muridnya. Tapi, enggan menjelaskan secara gamblang asal muasal terjadinya aksi.
Hingga berita ini tayang, tim telukmandar.com, sudah mencoba menghubungi Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Sendana untuk mendapatkan informasi secara utuh, tapi belum dapat tersambung.
Media telukmandar.com terus berupaya menghadirkan informasi akurat dan berimbang dengan menunggu hasil klarifikasi Kepala Sekolah (Kepsek) SMA 1 Sendana. (rls/Endy)