Opini:Wahyu Yusuf S.Sos, M.AP
Momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah sebuah demokrasi yang dimana mengajarkan semua masyarakat dalam ikut serta berpartisipasi memilih seorang pemimpin, dalam momentum Pilkada, partai politik dan kandidat mengadakan kampanye politik untuk memperkenalkan program dan visi mereka kepada masyarakat, Minggu 8 September.
Hal ini bertujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka adalah kandidat terbaik dan dapat memimpin daerah dengan baik. Selain itu, Pilkada juga menjadi ajang untuk masyarakat memilih pemimpin yang dianggap dapat memperjuangkan kepentingan daerah.
Oleh karena itu, dalam Pilkada sering terjadi peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum, terutama di daerah-daerah yang memiliki persaingan yang sengit.
Namun demikian, Pilkada juga seringkali diwarnai oleh praktik politik yang tidak sehat, seperti politik uang, kekerasan politik, dan intimidasi terhadap lawan politik.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan yang ketat dan efektif untuk memastikan bahwa Pilkada berlangsung secara fair dan demokratis.
Disamping itu bukan hanya sekedar memilih tetapi lebih kepada melihat visi dan misi dan gagasan seorang calon pemimpin dan tidak bisa dipungkiri bahwa di era sekarang masyarakat yang cerdas lebih mengarah dan melihat pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas terhadap kemajuan daerah.
Kabupaten majene sendiri termasuk daerah akan memilih calon pemimpin nantinya yang akan ikut dalam kompetisi diantaranya bapak Andi Achmad Syukri Tammalele yang akan berpasangan dengan ibu Andi Rita Mariani dan bapak Arismunandar Katta yang akan berpasangan dengan bapak Adi Ahsan.
Dalam kompetisi ini sesuai keputusan KPU Kabupaten Majene DPS yang berjumlah 126.629 masyarakat majene harus mampu melihat mana yang lebih layak untuk memimpin kabupaten majene dapat dilihat dengan gambar visi dan misi masing-masing calon, agar pilkada tidak hanya ajang seremoni saja tetapi tetapi memiliki makna yang dapat diterima masyarakat banyak.
Secara teori, ada 3 indikator dalam mengukur tingkat demokrasi yakni (1) adanya kontestasi yang nyata dalam konteks yang luas indivisu maupun kelompok untuk meraih posisi atau kedudukan politik tanpa menggunakan tekanan dan kekerasan (2) adanya keikutsertaan pemilih dalam konteks yang luas dan (3) adanya kebebasan sipil dan politik yang kondusif untuk menjamin terciptanya kualitas konstestasi dan partisipasi politik yang bebas.
Dengan begitu pengembangan suatu daerah bukan hanya berbicara tentang strategi tetapi juga harus mempunyai taktik disetiap program maupun di setiap kesulitan suatu daerah, terkait masalah Pendidikan, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, di dalam kondisi ini pemerintah harus mampu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan dampak terbaik, penyelenggaraan pemerintah daerah sejak era reformasi telah melahirkan banyak tuntutan perubahan dari masyarakat kearah yang lebih baik.
Tuntutan terjadinya penyelenggaraan fungsi pemerintahan yang lebih professional, akuntabel, transparan dan bebas KKN.
Kepala daerah kunci pembangunan daerah
Lima tahun berjalan, sebagai warga seharusnya bisa merasakan perkembangan daerah yang signifikan. Jika selama lima tahun ini suatu daerah daerah/kabupaten berjalan di tempat atau bahkan berjalan mundur.
Patut dipertanyakan peran kepala daerah sebagai nahkoda. Sebagai kunci sekaligus penentu arah pembangunan suatu daerah.
Sebagai pemilih juga harus gesit dalam melihat pilkada-pilkada sebelumnya bagaimana kita memilih dan seperti apa yang kita pilih.
Penting untuk tidak menyalahkan pemimpin saja, tetapi lebih kepada mengoreksi cara kita dalam berpolitik.
Menjadi pemilih cerdas Menurut bebrapa pakar, ada lima tips menjadi pemilih yang cerdas yaitu:
1. Gunakanlah hak pilih anda. Satu suara sangat berguna bagi terpilihnya calon yang baik.
2. Cermatilah, visi, misi dan program kerja yang ditawarkan oleh para calon bupati dan wakil bupati.
3. Cermati apa dia lebih banyak mendengarkan keluhan masyarakat.
4. Selidiki moral dan etika para calon, apakah pernah tersangkut masalah hukum seperti korupsi dll.
5. Cermatilah hal-hal teknis dalam pemilihan contohnya, cara menyoblos yang benar.
Dengan memahami visi dan misi calon kepala daerah, kita sebagai pemilih harus dapat melihat gambaran yang ditawarkan oleh para calon bupati, dengan demikian pemilih harus melihat dengan baik program kerja yang ditawarkan dalan menyelesaiakan persoalan-persoalan soaial dan kesejateraan masayarakat Kabupaten Majene.
Kolaborasi ide dan gagasan, baik calon pemimpin maupun pemilih akan menghasilakan ide dan gagasan yang baik pula. Karna tidak ada orang hebat, tidak ada orang jago tanpa kolaborasi, memilih pemimpin dengan pembuktiannya bukan hanya sekedar katanya.